Pada
Mei 2023, inflasi bulanan nasional tercatat sebesar 0,09% (mtm), Secara
spasial, Provinsi Bali menempati posisi ke-9 realisasi inflasi mtm
(month-to-month) pada Mei 2023 yaitu sebesar 0,34% (mtm), sedangkan untuk
capaian inflasi tahunan berada pada ranking ke-13. Denpasar menduduki urutan
ke-26 (mtm) & Singaraja menduduki urutan ke-20 (mtm) pada inflasi Mei 2023.
Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,34% (mtm), sedangkan Singaraja
mengalami inflasi sebesar 0,37% (mtm) pada Mei 2023. Kota Denpasar menempati peringkat ke-26,
sedangkan Singaraja menempati peringkat ke-20 dengan inflasi tertinggi dari 90
kota sampel di Indonesia. Inflasi Per Wilayah dan Sumber Tekanan Inflasi di
Bali Pada Mei 2023, tekanan inflasi di Bali cukup rendah, terutama bersumber
dari kenaikan harga daging ayam ras, canang sari, air kemasan, daging babi, dan
bawang merah, sedangkan penurunan tarif angkutan udara menjadi penahan laju
inflasi.
Potensi
tekanan inflasi pada bulan Juni-Juli dalam monitoring Perkembangan Harga, Harga
beras masih meningkat di awal bulan Juni, Harga cabai merah masih menurun namun
harga cabai rawit meningkat di awal bulan Juni sedangkan Harga bawang merah
turun namun harga bawang putih masih meningkat di awal bulan Juni. Harga daging
ayam ras masih meningkat di awal bulan Juni dan Harga telur ayam ras masih
meningkat di awal bulan Juni.
Tekanan
inflasi beras dan komoditas pangan cenderung meningkat pada periode El Nino
terutama di Jawa, Balinusra, dan sebagian Sumatera khususnya tertinggi
Juli-Agustus, Perlu diwaspadai tekanan inflasi hortikultura yang cenderung
meningkat di seluruh wilayah pada periode El Nino lebih dari 6 bulan yang
berpengaruh pada musim tanam, Penguatan pengairan pertanian perlu terus
diperkuat terutama di daerah produsen untuk memitigasi tekanan inflasi pangan
lebih lanjut.
Terdapat
beberapa isu strategis yang perlu diwaspadai ke depan, utamanya terkait
kenaikan harga pakan ternak, pencairan gaji ke-13 ASN, berakhirnya musim panen
bawang merah, serta berakhirnya rangkaian perayaan HBKN. Isu stretegis di Bali Tren
kenaikan harga pakan ternak dan proporsi biaya pakan dalam biaya produksi yang
lebih dari 70%, berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga daging ayam
ras dan telur ayam ras Pencairan gaji ke-13 pada 5 Juni 2023 bagi ASN dan trens
peningkatan wisatawan diprakirakan mendorong peningkatan permintaan barang dan
jasa. Berakhirnya musim panen bawang merah dan keterbatasan pasokan bawang
putih impor berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga. Berakhirnya
rangkaian perayaan HBKN Saraswati dan Pagerwesi diprakirakan mendorong
terjadinya normalisasi harga canang sari.
Dalam
menanggapi Isu strategis, TPID di Bali berupaya dalam Pelaksanaan kegiatan
operasi pasar bekerjasama dengan Perumda, distributor pangan, dan Bulog.
Mendorong peran Paiketan Perumda Pangan Bali dalam menjaga ketersediaan pasokan
dan stabilisasi harga pangan. Pelaksanaan sidak pasar dan monitoring harga baik
di pasar, distributor maupun di di tingkat produsen. Peningkatan Kerjasama
Antar Daerah (KAD) di Provinsi Bali dan Luar Bali Penyampaian harga pangan dan
barang strategis ke masyarakat melalui media siaran radio dan website.
Upaya
pengendalian inflasi yang sudah dilakukan adalah dengan pelaksanaan operasi
pasar di masing-masing Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali. Kegiatan
Pengendalian Inflasi lainnya dengan hilirisasi produk pertanian, perluasan
pemanfaatan pupuk organik, Kerjasama antar daerah, Fasilitasi Distribusi
Pangan/Subsidi Ongkos Angkut, Program Penguatan Infrastruktur TIK,
Digitalisasi, Data dan Informasi Pangan, Program Penguatan Koordinasi dan
Komunikasi, Program Peningkatan Konsumsi Produk Olahan dan Diversifikasi Pangan,
serta mengadakan Rapat Koordinasi.(dr)(NS:BI)