0362 21985
ekbangsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Perekonomian dan Pembangunan

REALISASI INFLASI BALI

Admin ekbangsetda | 14 Juni 2023 | 206 kali

Pada Mei 2023, inflasi bulanan nasional tercatat sebesar 0,09% (mtm), Secara spasial, Provinsi Bali menempati posisi ke-9 realisasi inflasi mtm (month-to-month) pada Mei 2023 yaitu sebesar 0,34% (mtm), sedangkan untuk capaian inflasi tahunan berada pada ranking ke-13. Denpasar menduduki urutan ke-26 (mtm) & Singaraja menduduki urutan ke-20 (mtm) pada inflasi Mei 2023. Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,34% (mtm), sedangkan Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,37% (mtm) pada Mei 2023.  Kota Denpasar menempati peringkat ke-26, sedangkan Singaraja menempati peringkat ke-20 dengan inflasi tertinggi dari 90 kota sampel di Indonesia. Inflasi Per Wilayah dan Sumber Tekanan Inflasi di Bali Pada Mei 2023, tekanan inflasi di Bali cukup rendah, terutama bersumber dari kenaikan harga daging ayam ras, canang sari, air kemasan, daging babi, dan bawang merah, sedangkan penurunan tarif angkutan udara menjadi penahan laju inflasi.

Potensi tekanan inflasi pada bulan Juni-Juli dalam monitoring Perkembangan Harga, Harga beras masih meningkat di awal bulan Juni, Harga cabai merah masih menurun namun harga cabai rawit meningkat di awal bulan Juni sedangkan Harga bawang merah turun namun harga bawang putih masih meningkat di awal bulan Juni. Harga daging ayam ras masih meningkat di awal bulan Juni dan Harga telur ayam ras masih meningkat di awal bulan Juni.

Tekanan inflasi beras dan komoditas pangan cenderung meningkat pada periode El Nino terutama di Jawa, Balinusra, dan sebagian Sumatera khususnya tertinggi Juli-Agustus, Perlu diwaspadai tekanan inflasi hortikultura yang cenderung meningkat di seluruh wilayah pada periode El Nino lebih dari 6 bulan yang berpengaruh pada musim tanam, Penguatan pengairan pertanian perlu terus diperkuat terutama di daerah produsen untuk memitigasi tekanan inflasi pangan lebih lanjut.

Terdapat beberapa isu strategis yang perlu diwaspadai ke depan, utamanya terkait kenaikan harga pakan ternak, pencairan gaji ke-13 ASN, berakhirnya musim panen bawang merah, serta berakhirnya rangkaian perayaan HBKN. Isu stretegis di Bali Tren kenaikan harga pakan ternak dan proporsi biaya pakan dalam biaya produksi yang lebih dari 70%, berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras Pencairan gaji ke-13 pada 5 Juni 2023 bagi ASN dan trens peningkatan wisatawan diprakirakan mendorong peningkatan permintaan barang dan jasa. Berakhirnya musim panen bawang merah dan keterbatasan pasokan bawang putih impor berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga. Berakhirnya rangkaian perayaan HBKN Saraswati dan Pagerwesi diprakirakan mendorong terjadinya normalisasi harga canang sari.

Dalam menanggapi Isu strategis, TPID di Bali berupaya dalam Pelaksanaan kegiatan operasi pasar bekerjasama dengan Perumda, distributor pangan, dan Bulog. Mendorong peran Paiketan Perumda Pangan Bali dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan. Pelaksanaan sidak pasar dan monitoring harga baik di pasar, distributor maupun di di tingkat produsen. Peningkatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di Provinsi Bali dan Luar Bali Penyampaian harga pangan dan barang strategis ke masyarakat melalui media siaran radio dan website.

Upaya pengendalian inflasi yang sudah dilakukan adalah dengan pelaksanaan operasi pasar di masing-masing Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali. Kegiatan Pengendalian Inflasi lainnya dengan hilirisasi produk pertanian, perluasan pemanfaatan pupuk organik, Kerjasama antar daerah, Fasilitasi Distribusi Pangan/Subsidi Ongkos Angkut, Program Penguatan Infrastruktur TIK, Digitalisasi, Data dan Informasi Pangan, Program Penguatan Koordinasi dan Komunikasi, Program Peningkatan Konsumsi Produk Olahan dan Diversifikasi Pangan, serta mengadakan Rapat Koordinasi.(dr)(NS:BI)