Dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan
menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Bali, Bank Indonesia melakukan asesmen
ekonomi regional terhadap faktor-faktor dan komoditas yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi di Provinsi Bali. Sehubungan dengan hal
tersebut, Bank Indonesia membutuhkan data dan informasi mengenai rencana
pengendalian inflasi ke depan dan evaluasi terhadap pengendalian inflasi yang
telah dilakukan, Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten
Buleleng menghadiri Rapat Rencana Pengendalian Inflasi TPID se-Provinsi
Bali di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali (7/7/2023). Rapat tersebut dipimpin oleh
Deputi Bank Indonesia didampingi Kepala Bulog Provinsi Bali, serta di hadiri
oleh Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Bali, Kepala Biro Pengadaan
Barang/Jasa dan Perekonomian Provinsi Bali, serta para Kepala Bagian Perekonomian
Kabupaten yang ada di Provinsi Bali.
Dalam rapat tersebut Kepala
Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng menyampaikan Evaluasi
kegiatan pengendalian inflasi yang telah dilakukan pada 2023, dengan melalui Perumda
Pasar Arga Nayotama dan Perumda Swatantra, aktif melaksanakan operasi pasar di
setiap harinya dan dalam upaya mengendalikan inflasi di Kabupaten Buleleng
khususnya Kota Singaraja Pemerintah beserta Stake Holder berusaha untuk terus
menerus meningkatkan peran serta dalam upaya pengendalian inflasi.
Dan dalam penyampaian dari
perwakilan BI dalam perkembangan inflasi bali Inflasi Per Wilayah dan Sumber
Tekanan Inflasi di Bali Pada Mei 2023, tekanan inflasi di Bali cukup rendah,
terutama bersumber dari kenaikan harga daging ayam ras, canang sari, air
kemasan, daging babi, dan bawang merah, sedangkan penurunan tarif angkutan
udara menjadi penahan laju inflasi. Perkembangan Harga di Provinsi Bali Periode
Juni I-2023 yaitu dengan Harga beras masih meningkat di awal bulan Juni , Harga
cabai merah masih menurun namun harga cabai rawit meningkat di awal bulan Juni,
serta Harga bawang merah turun namun harga bawang putih masih meningkat di awal
bulan Juni. Sedangkan Harga daging ayam ras masih meningkat di awal bulan Juni
dan Harga telur ayam ras masih meningkat di awal bulan Juni.
BI juga menyampaikan Terdapat
beberapa isu strategis yang perlu diwaspadai ke depan, utamanya terkait kenaikan
harga pakan ternak, pencairan gaji ke-13 ASN, berakhirnya musim panen bawang
merah, serta berakhirnya rangkaian perayaan HBKN.
Isu strategis tersebut tentang Tren
kenaikan harga pakan ternak dan proporsi biaya pakan dalam biaya produksi yang
lebih dari 70%, berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga daging ayam
ras dan telur ayam ras Pencairan gaji ke-13 pada 5 Juni 2023 bagi ASN dan trens
peningkatan wisatawan diprakirakan mendorong peningkatan permintaan barang dan
jasa. Berakhirnya musim panen bawang merah dan keterbatasan pasokan bawang
putih impor berpotensi menyebabkan berlanjutnya kenaikan harga. Berakhirnya
rangkaian perayaan HBKN Saraswati dan Pagerwesi diprakirakan mendorong
terjadinya normalisasi harga canang sari. Pelaksanaan kegiatan operasi pasar
bekerjasama dengan Perumda, distributor pangan, dan Bulog. Mendorong peran
Paiketan Perumda Pangan Bali dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi
harga pangan. Pelaksanaan sidak pasar dan monitoring harga baik di pasar,
distributor maupun di di tingkat produsen. Peningkatan Kerjasama Antar Daerah
(KAD) di Provinsi Bali dan Luar Bali Penyampaian harga pangan dan barang
strategis ke masyarakat melalui media siaran radio dan website.
Upaya pengendalian yang dilakukan
yaitu Hilirisasi Produk Pertanian Sosialisasi sertifikat halal untuk komoditas
cabai rawit. Perluasan Pemanfaatan Pupuk Organik, Bantek Pembuatan pupuk kandang dan pupuk
organik cair, pestisida dan fungisida nabati di Kelompok Tani Mekar Nadi Sari
Wasta Mangan (Kab. Klungkung). Demplot pemanfaatan pupuk TOSS di subak oleh Kabupaten
Klungkung. Kerja Sama Antar Daerah Denpasar – Banyuwangi (beras) secara G2G.
Buleleng – Banyuwangi (cabai rawit) secara G2G dan B2B. (dr)(BI Prov Bali)