Menyikapi
peningkatan angka inflasi harga pangan di Buleleng hingga Juni 2022 ini,
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd meminta
dua Perusahaan Daerah (PD) mengambil alih lima komoditi penyebab inflasi di
Buleleng. Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng di ruang kerjanya, Selasa, (5/6).
Berdasarkan
data yang ada, terdapat sepuluh komoditi yang menjadi penyebab kenaikan inflasi
terbesar di Buleleng pada Juni 2022. Antara lain, cabai merah, cabai rawit,
bawang merah, telur, canang sari dan terong. Menyikapi hal itu, Sekda Suyasa
meminta PD Swatantra dan PD Pasar Argha Nayottama untuk mengambil alih beberapa
komoditi penyumbang terbesar inflasi. “Dalam rapat tadi kami meminta PD
Swatantra mengambil alih empat komoditi kebutuhan pokok, dan PD Pasar mengambil
alih komoditi cabai rawit. Ini penting dilakukan untuk menstabilkan harga di
pasaran,” ujarnya.
Ditambahkan,
nantinya kedua perusahaan daerah itu akan menjadi distributor pasar untuk
mencegah adanya pihak luar yang mengendalikan harga. Sekda Suyasa menegaskan
bahwasannya melalui perusahaan daerah
dipastikan tidak akan berfokus pada keuntungan melainkan untuk menjaga
stabilitas.
Disinggung
terkait canang sari masuk dalam penyumbang terbesar inflasi, Sekda Suyasa
menerangkan bahwa canang sari menjadi penyumbang terbesar inflasi dikarenakan
Bulan Juni ini banyak pelaksanaan upacara Hari Raya Hindu yang sebelumnya
tertunda di tahun 2020-2021. “Karena Covid-19 sudah melandai, Umat Hindu di
Buleleng sudah diijinkan melakukan aktivitas persembahyangan atau upacara adat
lainnya, sehingga menyebabkan permintaan sarana bunga pada canang sari
meningkat,” terangnya.
Sementara
itu, Dirut Keuangan PD Pasar, I Putu Suardhana akan segera melakukan penjajakan
ke wilayah-wilayah penghasil cabai dan melakukan koordinasi bersama Bumdes.
Pihaknya menerangkan langkah sinergi itu diyakini dapat menjadi upaya strategi
dalam menjaga stabilitas harga di pasaran ke depannya. “Segi permodalan kami
sudah ada, pada saat ini kami akan mencoba hal yang tidak terlalu besar dulu.
Minimal ada kiat kami untuk membantu pemerintah dalam menjaga inflasi daerah,”
ujarnya.