0362 21985
ekbangsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Perekonomian dan Pembangunan

VIRUS CORONA JADI PUKULAN BERAT BAGI EKONOMI INDONESIA

Admin ekbangsetda | 11 Mei 2020 | 1039 kali

 

Menteri Keuangan mengakui awal 2020 menjadi titik berat bagi ekonommi global. Sebab, mewabahnya virus corona menjadi ancaman bagi Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Problem yang sangat cepat, virus corona  membuat dinamika hanya sebulan, optimisme lebih baik di 2019 nampak terhantui oleh munculnya masalah virus corona. Imbas dari virus corona yang menngancamm ekonoomi China berdampak ke dunia lantaran negeri tirai Bambu itu memegang porsi yang besar, maka terjadi revisi sangat signifikan karena RRT menjadi pusat ekonommi terbesar di dunia.

Sektor ekonomi berpotensi terdampak yakni sector jasa khususnya pariwisata. Mengingat pasar turis China di Indonesia 13 persen terbesar kedua setelah Malaysia. Selain sector pariwisata, sector manufaktur dan perdagangan internasional juga akan terdampak. Mengingat 27 persen impor nonmigas berasal dari China kemudian 16,7 persen pangsa ekspor Indonesia adalah China. Dampak lain adalah penurunan aliran foreign direct investment (FDI). Sebelumnya, dampak dari mewabahnya virus corona tidak hanya mengganggu sektor industri di Singapura. Batam sebagai tumpuan investor Singapura juga mengalami kekhawatiran akan berkurangnya bahan baku industri yang diimpor. Hal itu menjadi keresahan bagi para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri.

Hampir 50 persen bahan baku yang digunakan untuk beroperasi di Batam di datangkan dari China. Sementara, saat ini Negara tersebut tengah menjadi sorotan oleh adanya virus corona, yang berimbas tutup dan tidak beroperasinya beberapa perusahaan yang menyuplai bahan baku. Terhentinya operasional dari perusahaan di Tiongkok oleh merebaknya virus corona menimbulkan kekhawatiran dan sedikit banyak berpengaruh de industry di Batam. Khususnya yang mendatangkan bahan baku dari Tiongkok. Terkait bahan baku ada beberapa Penanaman Modal Asing (PMA) yang sudah mengeuh terkait terlambatnya pengiriman. Mengingat perusahaan di China libur saat Imlek dan memperpanjang lagi akibat merebaknya virus corona. Hal ini akan berpotensi bahan baku di Indonesia tak bisa impor dari Tiongkok. Pengaruhnya sangat besar kalau bahan baku dari China tak bisa masuk karena shutdown-nya operasional disana, maka akan potensi masalah besar di produksi. Sementara impor dari China rata-rata 50 persen sehingga sangat signifikan. Antisipassi yang dilakukam para pengusaha adalah mencari open market atau bahan baku melalui Eropa dengan alternative sementara. Dan jika kondisi ini terus berkelanjutann, bisa dipastikan akan menimbulkan dampak terburuk, yaitu banyak karyawan yang akan dirumahkan. Yang ditakutkan shutdown di China it uterus berlanjut. Tapi itu tidak tahu terjadi atau tidak. Untuk itu Indonesia harus mencari solusinya, karena tak hanya Indonesia globalnya ada di China, jadi bukan masalah di Indonesia saja sebenarnya. Dan dampak yang paling terburuknya adalah bakal ada karyawan yang dirumahkan hingga adanya kejelasan terkait bahan baku.(dr)

Download disini