0362 21985
ekbangsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Perekonomian dan Pembangunan

PRODUKTIVITAS RENDAH PENYEBAB PERTUMBUHAN EKONOMI MASIH LEMAH

Admin ekbangsetda | 02 Mei 2019 | 4223 kali

 

Asian Development Bank (ADB) dan Kementerian PPN/Bappenas merilis sejumlah faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga belum bisa mencapai impian sebesar 7 %. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas menyampaikan dalam membangun pertumbuhan ekonomi, tidak bisa hanya mengandalkan pada basis pertanian, sumber daya alam, manufaktur dan industri jasa yang sederhana. Hal tersebut sulit untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Produktivitas yang rendah menjadi penyebab mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia belum bisa menyentuh level 7%.

Dalam laporan ADB, menggarisbawahi tentang pentingnya peningkatan produktivitas di Indonesia . Hal ini untuk mendukung diversifikasi produkk industry, menciptakan kaitan kuat antara  perusahaan besar dengan usaha kecil dan menengah, juga antara perusahaan domestic dengan pasar Internasional. Bila Indonesia ingin menjadi Negara ekonomi dengan penghasilan menengah keatas dalam 15 tahun mendatang pemerintah harus meningkatkan produtivitas. Terutama dalam bidang industri, membangun sektor menufaktur yang canggih menjadi penting agar pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih optimal dalam jangka menengah dan panjang. Dengan mengembangkan kegiatan manufaktur yang canggih serta bernilai tambah yang tinggi, ini bisa membuat Indonesia mencapai penghasilan yang lebih tinggi pula. Saat ini, sektor manufaktur Indonesia belum terdiversifikasi. Hanya mengekspor jenis produk yang realitif sedikit. Indonesia masih mengandalkan ekspor berbasis sumber daya alam yang belum diproses dan manufaktur yang sederhana. Sangat berbeda dengan produk bernilai tinggi yang di ekspor oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan China, yaitu mesin bahan kimia atau elektronik. Dan kendati beberapa perusahaan Inndonesia sudah terhubung dengan rantai nilai global, namun kebanyakan hanya sebagai pemasok sumber daya alam. Selain itu porsi lapangan kerja manufaktur dala lapangan kerja keseluruhan saat ini lebih rendah dibandingkan dengan perekonomian Asia berpenghasilan tinggi puluhan tahun lalu. Sekitar 99% dari perusahaan manufaktur di Indonesia berukuran mikro atau kecil, sedangkan sektor terbesar di Indonesia. Karena itu, Bappenas dan ADB berkomitmen mencapai Asia Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966 atas inisiasi Jepang, ADB saat ini memiliki 67 negara anggota, 48 negara diantaranya berada di kawasan Asia Pasifik.(Dr)

Download disini