Seperti yang kita ketahui, hingga menjelang akhir pemerintahan Jokowi-JK, pembangunan lebih difokuskan pada infrastruktur. Jalan tol, waduk, bandara, pelabuhan begitu massif dibangun. Apabila rakyat menghendaki Jokowi kembali memimpin republik ini, pembangunan manusia menjadi salah satu janji yang akan dituntaskannya. Hal ini bertujuan agar pembangunan di Indonesia menjadi lebih sempurna. Tidak hanya membangun infrastruktur atau fisiknya, tetapi juga membangun kualitas penduduknya. Pembangunan infrastruktur bukan hanya bertujuan agar arus logistic menjadi lebih lancar dan harga-harga berbagai komoditas menjadi lebih murah. Pembangunan infrastruktur juga mampu membuka dan mendekatkan akses masyarakat terhadap berbagai pelayanan dasar, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Akses inilah yang di harapkan dapat memperluas pilihan-pilihan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Pada dasarnya konsep pembangunan manusia (human development) telah diperkenalkan sejak tahun 1990 oleh United Nation Development Programme (UNDP) dalam Global Human Development Report. Konsep ini disebut sebagai paradigma baru model pembangunan. Menurut UNDP, pembangunan manusia merupakan proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging the people’s choices) dengan tujuan utama menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Pencapaian tujuan ini sangat bergantung pada empat hal pokok, yaitu produktivitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).
Indikator yang digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia adalah Indeks pembangunan Manusia (IPM). Indikator ini diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, atau dikenal juga sebagai komponen pembentuk IPM, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long adn healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living).
Perkembangan pembangunan manusia di Indonesia
Pada 15 April 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis IPM Indonesia tahun 2018. Secara umum, pembangunan manusia Indonesia terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2018. IPM Indonesia meningkat dari 66,53 pada tahun 2010 menjadi 71,39 pada tahun 2018. Selama periode tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,88 persen pertahun dan meningkat dari level sedang menjadi tinggi mulai tahun 2016. Adapun pada periode 2017-2018, IPM Indonesia tumbuh 0,82 persen, yakni dari 70,81 menjadi 71,39.
Peningkatan capaian IPM tentu tidak lepas dari peningkatan setiap komponennya. Selama periode 2010-2018, penignkatan IPM didorong oleh kenaikan setiap komponen pembentuk IPM. Komponen pertama adalah Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensial umur panjang dan hidup sehat. Secara Umum, UHH di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2018 , Indonesia telah berhasil meningkatkan UHH sebesar 1,39 tahun atau tumbuh sebesar 0,25 persen per tahun. Secara tidak langsung, peningkatan UHH ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat Indonesia semakin baik dalam semua aspek kesehatan.
Komponen kedua pembentuk IPM adalah penegetahuan yang dibentuk oleh dua indicator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun keatas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Indonesia telah meningkat sebesar 1,62 tahun, sementara rata-rata Lama Sekolah bertambah 0,71 tahun, lebih lama 0,14 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya. Secara tidak langsung peningkatan UNH ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat Indonesia semakin baik dalam semua aspek kesehatan.
Komponen kedua pembentuk IPM adalah pengetahuan yang dibentuk oleh dua indikator, yaitu harapan lama sekolah dan rata-rata penduduk usia 25 tahun keatas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2018, harapan lama seklah di Indonesia telah meningkat sebesar 1,62 tahun, sementara rata-rata lama sekolah bertambah 0,71 tahun. Selama periode 2010 hingga 2018, harapan lama sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,70 persen pertahun. Meningkatnya harapan lama sekolah menjadi sinyal positif yakni semakin banyak penduduk Indonesia yang bersekolah. Pada tahun 2018, harapan lama sekolah di Indonesia telah mencapai 12,91 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hinggs lulus SMA atau D1.(DR)
Download disini