0362 21985
ekbangsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Perekonomian dan Pembangunan

PEMBANGUNAN INDONESIA MASA KINI

Admin ekbangsetda | 08 Januari 2019 | 54556 kali

Pembangunan pada dasarnya tidak dapat di lepaskan hubungannya dengan keadaan Negara yang sedang membangun itu sendiri. Banyak persoalan yang dihadapi oleh negara Indonesia dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan hal yang “berusia lanjut” dapat dikatakan bahwa “pembangunan” merupakan kunci yang menentukan hidup matinya bangsa Indonesia. Di Indonesia masalah penduduk tergolong sangat serius disamping merupakan Negara yang relatif belum sejahtera secara ekonomi jika dibandingkan dengan negara tetangga. Kepadatan penduduk juga sangat tinggi dan perkembangan penduduk yang tergolong sangat cepat.

Oleh karena itu, mengadakan pembangunan ekonomi di negara Indonesia merupakan suatu keperluan yang sangat mendesak, yaitu untuk mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengisi kemerdekaan dalam bidang politik dengan pembangunan ekonomi. Pada saat ini, banyak para pemikir-pemikir ekonomi yang memberikan kontribusi pemikirannya dalam berbagai aspek mengenai pembangunan ekonomi untuk di terapkan di Indonesia.

Negara Indonesia sepertinya semakin menyadari bahwa tidak ada jalan pintas untuk melakukan pembangunan ekonomi yang terlantar dan terbelakang sebagai akibat penjajah belanda dan jepang yang telah berlangsung sekian lama. Sedikit demi sedikit namun pasti, Indonesia mulai menyadari bahwa kemerdekaan politik saja tanpa dibarengi dengan kemerdekaan ekonomi tidak akan banyak artinya. Ketidakstabilan politik akan menghambat kemajuan ekonomi, namun sebaliknya ketergantungan di bidang ekonomi dapat menimbulkan kerawanan politik di dalam negeri.

Dari sisi pembentukan modal, Nurke (1963) menyebut adanya sebuah lingkaran setan (vicious circle) yang menyebabkan Indonesia tidak mampu menggulirkan ekonomi di atas kemampuannya sendiri. Dari mata rantai buruknya tingkat pendapatan, dilanjutkan, dilanjutkan dengan ketidakmampuan menyisihkan tabungan dan rendahnya kapasitas pembentukan modal serta efesiensi yang rendah. Urutan terakhir mata rantai tersebut adalah rendahnya pendapatan perkapta penduduk yang dengan sendirinya dilanjutkan dengan rendahnya tabungan.

Michael P Todaro hampir selalu mengidentikkan Dunia Ketiga (termasuk indonesia) dengan produktivitas sumber daya manusia yang rendah, kemiskinan, pertumbuhan penduduk yang tinggi, tidak demokratis, feodal dan cenderung militeristik, pasar yang tidak sempurna, atau standar hidup yang rendah (Todaro,1998). Begitulah lingkaran tanpa putus yang menantang ahli-ahli ekonomi pembangunan dalam merumuskan exit strategy, sebelum mendorong mereka mengejar negara-negara yang lebih maju.

Karena itulah, dari pengetahuan akan teori tersebut. Kita bisa melihat dalam sejarah pembangunan Indonesia dimana pada tahun 1960-an, pemerintah Indonesia mulai pro terhadap investasi asing dengan maksud agar tterdapat pembentukan modal yang lebihh baik dan lebih banyak di Indonesia. Yang nantinya di harapkan tingkat pendapatan per kapita meningkat dan masyarakat memiliki kemampuan untuk menabung yang lebihh baik dan diharapkan dapat memutuskan rantai kemiskinan.

Dalam khasanah ilmu ekonomi pembangunan, ada hal-hal menjadi sangat popular dan berkembang setelah perang dunia 2, Roy F. Harrod dan Evsey Domar contohnya. Dua ekonom yang membangun teori masing-masing ini, jelas tidak bisa dilupakan dalam sejarah. Gagasan dalam teori Harrod-Domar berfokus dalam satu pernyataan penting bahwa kunci pertumbuhan ekonomi ada pada investasi. Dengan demikian, terdapat ekspektasi  terhadap kenaikan pendapatan masyarakat dan kapasitas produktif yang selalu berkait dengan pertanyaan seberapa besar laju kenaikan investasi.

Meski tidak lepas dari kritik sana sini, Harrod-Domar dianggap membongkar tradisi Keynesian yang mengabaikan variable-variabel jangka panjang, kendati masih bekerja dengan kerangka dasar berpikir yang diletakkan Keynes, khususnya mengenai asumsi full employment. Dan lebih penting dari itu adalah bahwa model Harrod-Domar telah member inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan lain unttuk membentuk perkembangan teori pertumbuhan modern yang semuanya menempatkan faktor modal dan investasi pada posisi vital dalam peningkatan pendapatan, kapasitas produksi dan employment.

Kita bisa melihat secara sekilas, bahwa di Negara berkembang, kebutuhan investasi biasanya memang lebih tinggi daripada kemampuan masyarakat membentuk tabungan. Karenanya, campur tangan pemerintah menjadi mutlak di perlukan bila alternatif yang di pilih adalah ekspansi kredit perbankan dengan tingkat suku bunga subsisdi. Mungkin sedikit menyimpang dengan model Harrod-Domar yang tidak memasukan variabel campur tangan pemerintah.

Kita juga bisa melihat relevansi bagi Indonesia pada proyek Repelita. Dimana pembangunan Indonesia dibentuk menjadi sektor industrialisasi dan pro investasi besar-besaran. Tetapi sektor itu berpijak pada pertanian dimana sektor  itu merupakan sektor unggulan Indonesia kala itu. Dan memang terjadi, ketika sektor pertanian itu tumbuh maka sektor lainnya akan menjadi terdukung. Seperti pariwisata dan lainnya. Namun belum semua di wilayah Indonesia sudah seimbang,

Dan hal yang terjadi di Indonesia dimana pembangunan pada dasarnya adalah rangkaian ketidakseimbangan (disequilibrium). Secara sederhana, pola pikir perkembangan tidak berimbang ini menolak keharusan investasi secara besar-besaran untuk memompa setiap sector ekonomi yang memiliki pola hubungan komplementer. Dengan membuat skala prioritas investasi yang tepat, perekonomian akan berputar terus dan akan berjalan memanfaatkan eksternalitas ekonomi maupun social overhead capital.

Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan Pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut  merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demkian makin tingginya pertumbuhan  ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.