Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2019 mengindikasikan optimisme konsumen tetap terjaga, meskipun melemah.
Dikutip dari survey tersebut, hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2019 yang tetap berada dalam zona optimis (di atas 100) yakni sebesar 118,4, meskipun lebih rendah dibandingkan IKK pada bulan sebelumnya sebesar 121,8.
Konsumen yang tetap optimis ditopang oleh persepsi yang tetap positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan. Hal itu tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) yang berada dalam zona positif, meskipun mengalami pelemahan.
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menurun terutama disebabkan oleh indeks penghasilan dan indeks ketersediaan lapangan kerja yang lebih rendah.
Sementara itu, BI juga mencatat Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) juga menurun, yang terutama disebabkan oleh penurunan indeks ekspektasi kegiatan usaha pada 6 bulan mendatang.
Hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga yang sedikit meningkat pada 3 bulan dan 6 bulan mendatang (Januari dan April 2020). Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan mendatang yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Tekanan kenaikan harga 3 bulan mendatang dipengaruhi oleh perkiraan permintaan barang dan jasa yang meningkat pada awal tahun 2020.
Sementara itu, tekanan kenaikan harga 6 bulan mendatang diperkirakan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa menjelang bulan puasa pada akhir April 2020.
Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukan inflasi bulan Oktober 2019 disumbang oleh daging ayam ras. Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI. (Inflasi) dari BPS malah lebih rendah dari estimasi Bank Indonesia. Kalau BPS inflasinya 0.02 persen mtm. Sementara itu, secara tahunan atau year on year (yoy) inflasi masih berada pada angka 3,13 persen. Sumber-sumbernya sih hampir sama seperti daging ayam ras dan seterusnya dalam konteks yang memang lebih tinggi dari SPH kami, begitu juga untuk yang rumah tinggal.
Sementara itu, beberapa komoditi lainnya ada yang deflasi yaitu cabai. Hal ini menunjukan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga. Tapi intinya dari situ bahwa inflasi rendah dan terkendali dan ini mendukung terjaganya daya beli masyarakat dengan harga-harga yang terkendali ini. Oleh karena itu, BI optimis inflasi di akhir tahun masih akan sesuai target. Juga mengkonfirmasi perkiraan Bank Indonesia pada akhir tahun ini inflasi akan di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen. (dr)