Mantan Menteri keuangan Chatib Basri menyatakan, investor local seharusnya lebih optimis terhadap perekonomian Indonesia. Pasalnya selama ini investor asing justru yang lebih optimis melihat ekonomi Indonesia ketimbang investor local. Bicara dengan investor yang melihat Indonesia, optimismenya tinggi sekali. Chatib mencontohkan, saat menjadi Menteri Keuangan, pihak pernah menerbitkan surat utang Negara dengan jangka waktu 30 tahun. Naamun surat utang tersebut tetap laku terjual. Contoh, waktu jadi Menteri Keuangan, kita jual obligasi pemerintah jangka waaktu 30 tahu. Kalau investor tidak optimis dengan Negara kita, tidak akan beli obligasi itu. Kalau kita jualan surat utang oversubscribed. Itu surat utang bukan jangka waktu 1-2 tahun tapi 30 tahun.
Selain itu, lanjut Chatib, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada rata-rata di angka 5 persen juga seharusnya bisa menimbulkan optimisme. Sebab, banyak Negara lain yang ekonominya tidak mampu tumbuh setinggi itu.
Persepsi mengenai Indonesia lebih optimis kalau dilihat dari persepsi orang luar, ketimbang Negara sendiri. Tumbuh 5 persen itu lebih bagus ketimbang Negara yang 2,5 persen.
Sebelumnya, Bank Dunia merilis data terbaru terkait prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 hingga 2021 mendatang. Laporan tersebut bertajuk Darkening Skies cerminan dari situasi ekonomi dunia akibat perang dagang.
Dari laporan Bank Dunia Darkening Skies menyorot betapa rawannya juncture (titik krusial) ekonomi terkini. Singkatnya, pertumbuhan telah melemah, ketegangan dagang masih tinggi, beberapa ekonomi Negara berkembang mengalami stress financial, dan outlook risiko telah bertambah. Jika melihat laporan tersebut, Gross Domestic Product (GDP) Indonesia terpantau perlahan tapi pasti naik selamma 3 tahun berturut-turut.
Pada tahun 2016, ekonomi Indonesia ada di angka 5 persen, tahun selanjutnya naik 5,1 persen, dan tahun 2018 menjadi 5,2 persen. Pada tahun yang muram ini, ekonomi Indonesia untungnya diprediksi tidak menururn, melainkan stabil di angka 5,2 persen. Barulah tahun selanjutnya ekonomi akan kembali naik ke level 5,3 persen.
Dibanding Negara berkembang lain seperti negeri Jiran Malaysia, kondisi Indonesia relative baik. Sebab, ekonomi Malaysia justru secara perlahan stagnan dan menurun dari 4,7 persen ke 4,6 persen hingga 2021. Kondisi ekonomi Indonesia malah jauh lebih stabil ketimbang Turki. Ekonomi Negara itu terjun bebas dari 7,4 persen di 2017 menjadi 3,5 persen di 2018, dan diprediksi terperosok ke 1,6 persen tahun ini.
Pemerintah Indonesia juga sudah menyadari kondisi ekonomi di tahun 2019. Solusi yang ditempuh Pemerintah diantaranya perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dan Menteri Keuangan juga meminta berbagai pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi global.(Dr)
Download disini