0362 21985
ekbangsetda@bulelengkab.go.id
Bagian Perekonomian dan Pembangunan

EKONOMI INDONESIA

Admin ekbangsetda | 27 Mei 2019 | 6102 kali

 

Indonesia adalah Negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - ekonomi terbesar di Asia Tenggara – memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan Negara ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ada dukungan kuat pemerintah pusat untuk mengekang ketergantungan Indonesia pada ekspoor komoditas (mentah), sekaligus meningkatkan peran industry manufaktur dalam perekonomian. Pembangunan infrastruktur juga merupakan tujuan utama pemerintah, dan yang perlu meneyebakan efek multiplier dalam perekonomian.

Sebelumnya, Indonesia sering disebutkan sebagai kandidat yang tepat untuk dimasukan ke dalam kelompok Negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China). Kelompok lain yang sering disebutkan sebelumnya yang tergabung dalam akronim CIVETS (Colombia, Indonesia, Vietnam, Mesir, Turki dan Afrika Selatan). Juga mendapat perhatian karena anggotanya memiliki sistem keuangan yang cukup canggih dan populasi yang tumbuh cepat. Beberapa tahun yang lalu produk domestic bruto (PDB) dari CIVETS ituu diperkirakan berkontribusi sekitar setengah dari ekonomi global pada 2020. Namun, karena perlambatan ekonomi global yang berkepanjangan setelah tahun 2011 kita jarang mendengar istilah BRIC dan CIVETS lagi.

Conntoh lain yang menggambarkan pengakuan Intrenasional akan pertumbuhan ekonommi Indonesia yang kuat adalah kenaikan peringkat dari lembaga pemeringkat kredit internasional seperti Fitch Ratings, Moody’s dan Standard & Poor’s. Pertumbuhan ekonomi yang tangguh, utang pemerintah yang rendah dan manajemen fiscal yang bijaksana dijadikan alas an untuk kenaikan penilaian tersebut. Hal itu juga merupakan kunci dalam masuknya arus modal keuangan yang berupa dana asing ke Indonesia, baik aliran portofolio maupun investasi asing langsung (foreign direct investment, FDI) yang meningkatkan secara signifikan. Arus masuk FDI ini, yang sebelumnya relative lemah selama satu dasawarsa setelah krisis keuangan asia, menunjukan peninngkatan tajam setelah krisis keuangan global pada 2008-2009 (namun derasnya FDI melemah kembali setelah tahun 2014 waktu Indonesia mengalami perlambatan ekonomi yang berkepanjangan di antara tahun 2011 dan 2015).

Meski pemerintah Indonesia ingin mengurangi ketergantungan tradisional pada ekspor komoditas mentah dan meninngkatkan peran industri manufaktur (misalnya melalui Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pretambangan Mineral dan Batubara), itu adalah jalan yang sulit terutama karena sector swasta masih tetap ragu-ragu untuk berinvestasi. Tetapi transformasi ini penting karena penurunan harga komoditas setelah tahun 2011 (yang sebagian besar disebabkan melemahnya pertumbuhan ekonomi Cina) telah berdampak drastis pada Indonesia. Kinerja ekspor Indonesia melemah signifikan, menyiratkan penerimaan devisa yag lebih sedikit dan daya beli masyarakat jadi berkurang, sehingga menyebabkan perlambatan ekonomi.

Pemerintah Indonesia di bawah kepemipinan Joko Widodo (yang dilantik sebagai presiden Indonesia yang ketujuh pada bulan Oktober 2014) telah menerapkan beberapa reformasi structural yang bertujuan pertumbuhan ekonomi jangka panjang tetapi menyebabkan rasa sakit jangka pendek. Misalnya, sebagian besa subsidi bahan bakar minyak (BBM) telah berhasil diberhentikan, prestasi yang luar biasa(karena sebelumnya pemotongan subsidi BBM itu selalu menyebabkan kemarahan besar dalam masyarakat) di bantu oleh harga minyak mentah rendah dunia. Selain itu, pemerintah menempatkan prioritas tinggi pada pembangunan infrastuktur (dibuktikan dengan anggaran infrastruktur pemerintah yang meningkat tajam) dan investasi (dibuktikan dengan program-program deregulasi yang dirilis dan insentif fiscal yang di tawarkan kepada para investor).

Kembali ke dasar-dasarnya. Apa yang menjelaskan pertumbuhhan ekonomi makro Indonesia yang kuat? Sumber daya alam/komoditas yang beragam dan melimpah, populasi generasi muda berjumlah banyak dan sedang berkembang, stabilitas politik, pengelolaan manajemen fiskal yang bijaksana sejak akhir tahun 1990-an, lokasi yang strategis terhadap perekonomian raksasa Cina dan India, Upah tenaga kerja yang rendah, Indonesia adalah pasar berkembang, berarti ada banyak yang perlu dibangun/dikembangkan.

Indonesia adalah ekonomi pasar dimana perusahaan milik Negara (BUMN) dan kelompok usaha swasta besar (konglomerat) memainkan peran penting. Ada ratusan kelompok swasta yang terdiversifikasi yang berbisnis di Indonesia (namun mereka merupakan sebagian kecil dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia). Bersama dengan BUMN mereka mendominasi perekonomian domistik. Ini jua berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat antara elit korporat dan elite politik negara ini).

Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama berkontribusi 99% dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia, tidaak kalah pentingnya. Mereka menyumbang sekitar 60% dari PDB Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk hampir 108 juta orang Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai mempercepat lagi setelah perlambatan ekonomi di tahun 2011-2015. Dengan demikian kita mungkin berada pada awal sebuah masa yang di cirikhaskan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, juga harus di garisbawahi bahwa Indonesia adalah Negara yang kompleks dan berisi risiko tertentu untuk investasi. Lagipula, dinamika dan konteks Negara ini ikut membawa risiko. Untuk menyadari risiko yang terlibat kami menyaranan anda untuk membaca bagian Risiko Investasi di Indonesia dan melacak perkembangan ekonomi, politik dan social terbaru di Indonesia melalui bagian berita, bagian bisnis dan bagian keuangan.

Bagian ekonomi ini menyajikan paparan keadaan ekonomi Indonesia saat ini serta membahas sejumlah bab penting dalam sejarah ekonomi Indonesia.(Dr)